XENOPHANES
MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Filsafat Umum
Dosen Pengampu : Dr. H. M.
Darori Amin, M.A
Disusun Oleh :
Lailin Najihah (1404026010)
FAKULTAS USHULUDDIN
PRODI TAFSIR HADITS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2015
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Yunani adalah pencetus pertama kali teori dan
konsep ilmu filsafat, baik tentang keberadaan Tuhan, jagat raya, maupun manusia
sendiri. Secara global ajaran dan metode yang mereka gunakan adalah bentuk
keinginan untuk memahami materi dengan dasar pikiran dan ide. Sebab, kalau
menelaah sejarah perkembangannya dari masa Yunani (baik kuno maupun klasik)
timbulnya filsafat itu karena ketidakpuasan menerima doktrinisasi mitos dan
pemujaan kepada Dewa, sehingga mereka benar-benar ingin mengadakan pencarian
Tuhan sebenarnya.[1]
Namun, karena logika dan imajinasi seseorang
itu tidak mungkin untuk mencapai kebenaran secara utuh tanpa dibarengi dengan
wahyu, sangat wajar apabila pemikiran para filusuf itu tidak akan pernah
menemukan ujung dan rumusan suatu masalah, sehingga tidak mustahil apabila di
antara para filusufi itu ada yang terlalu bebas mengklaim ada dan tidaknya
pencipta alam semesta ini.
Xenophanes misalnya, filusuf yang masuk dalam
kategori abad permulaan dari perkembangan filsafat Yunani ini agaknya lebih
cenderung memaknai dan memahami Tuhan dengan yang ada dalam logikanya, sehingga
dia tidak menerima dogma sifat Tuhan dengan apa yang telah diyakini
pendahulunya semisal Thales yang lebih mengagungkan Tuhan dengan menyebut-Nya
sebagai pencipta kebijaksanaan dan kearifan. Oleh karena itu, melalui makalah
ini pemakalah akan mencoba membahas seputar Xenophanes dan pemikirannya.
B.
RUMUSAN
MASALAH
Adapun rumusan
yang akan dibahas adalah sebagai berikut :
1.
Bagaimana
riwayat hidup Xenophanes?
2.
Bagaimana
pemikiran Xenophanes?
C.
TUJUAN
MASALAH
Adapun tujuan dari rumusan masalah diatas adalah sebagai berikut :
1.
Untuk
mengetahui riwayat hidup Xenophanes
2.
Untuk
mengetahui pemikiran Xenophanes
BAB II
PEMBAHASAN
A.
RIWAYAT
HIDUP XENOPHANES
Masa hidup
Xenophanes disebut orang dari tahun 570-480 SM. Ia lahir di Xolophon, Asia Kecil dan termasuk
warga Ephesus kelas bangsawan dan bertempat tinggal di Lonia. Ia adalah seorang filsuf yang termasuk ke dalam Mazhab Elea. Menurut tradisi filsafat Yunani, ia adalah pendiri Mazhab Elea dan guru dari Parmenides.
Selain sebagai filsuf, ia terkenal sebagai seorang penyair. Pemikiran-pemikiran filsafatnya disampaikan melalui puisi-puisi.
Xenophanes lebih tepat dikatakan sebagai
penyair dari pada ahli pikir (filosof), bahkan Bertents
meragukan kedudukan Xenophanes sebagai filsuf karena ia lebih menonjol sebagai
penyair.[2] Hanya karena
ia mempunyai daya nalar yang kritis dan mempelajari pemikiran-pemikiran
filsafat pada saat itu. Namanya menjadi terkenal karena untuk pertama kali
melontarkan anggapan bahwa adanya konflik antara pemikiran filsafat (rasio)
dengan pemikiran mitos. Pendapatnya yang termuat dalam kritik terhadap Homerus
dan Herodotus, ia membantah adanya antropomorfisme Tuhan-Tuhan, yaitu Tuhan
digambarkan sebagai (seakan-akan) manusia. Karena manusia selalu mempunyai
kecendrungan berpikir maka Tuhan pun seperti manusia yang bersuara, berpakaian,
dan lain-lainnya.
Dikatakan di dalam salah
satu fragmen puisinya sendiri bahwa ia meninggalkan kota asalnya pada usia 25
tahun. Ia
meninggalkan kota tersebut setelah Kolophon direbut
bangsa Persia pada tahun 545 SM. Kemudian dikatakannya pula bahwa ketika ia menulis
puisi tersebut, ia telah berusia 67 tahun. Dengan demikian ia lahir
sekitar tahun 570 SM. Diketahui Xenophanes berusia 100
tahun. Karena itu tahun kematiannya diperkirakan sekitar tahun 480 SM. Setelah
meninggalkan kota kolophon, ia melakukan perjalanan ke banyak tempat. Ada
beberapa sumber kuno menyebutkan ia pernah menetap di kota Messina dan Katania
dipulau Sisilia. Selain itu, ia juga pernah singgah diMalta, Pharos dan Syrakusa.
Akhirnya ia tiba di Elea, italia selatan, dan menetap disana. Diketahui bahwa
Xenophanes mengarang suatu syair ketika kota Elea didirikan pada tahun 540 SM.
Xenophanes termasuk
agamawan yang saleh dan taat beragama. Pandangannya mengenai Tuhan tentu tidak
banyak, tapi hanya satu. Menurutnya, segala sesuatu yang ada di alam semesta
ini berasal dari Tuhan yang Maha Esa yang memelihara alam semesta. Dalam
khazanah pemikiran filsafat ia kurang banyak meninggalkan buah karya dalam
bentuk tulisan maupun buku. Sebab, ia lebih banyak menyampaikan
pemikiran – pemikirannya melalui lisan. Maka dari itu banyak yang menyayangkan
pemikirannya tidak bisa di lacak. Meskipun dia tidak meninggalkan banyak karya
tetapi pengaruh dan konstribusi filsuf ini tidak bisa di pandang sebelah mata. Sebab,
patuh dan pengaruh pemikirannya saat itu mampu menyita perhatian murid–muridnya.
Jadi, dalam penyebutan sejarah perkembangan
filusuf Yunani kuno, Xenophanes tidak termasuk filusuf yang memberikan doktrin
filsafat baru, tapi dia hanya menjelaskan dan mempertajam pemikiran tentang
filsafat pendahulunya. Dia lebih senang mengungkapkan misteri mistik (yang
sudah menjadi mitos) dan dongeng-dongeng yang menggejala di abad Yunani kuno
ini.
Pada dasarnya, timbulnya pemikiran Xenophanes
adalah karena ketidak setujuan batinnya terhadap konsep dan ajaran orang-orang
Yunani kala itu untuk mencari-cari dengan akalnya dari mana asal alam semesta
yang menakjubkan itu. Mite-mite tentang pelangi atau bianglala adalah tempat
para bidadari turun dari surga, mite ini disanggah oleh Xenophanes bahwa
pelangi adalah awan belaka dan tidak ada hubungannya dengan bidadari surga.
B. PEMIKIRAN
XENOPHANES
a. Tentang Pengetahuan
Xenophanes menyatakan
bahwa manusia tidak dapat mendapatkan pengetahuan yang mutlak. Akan tetapi, di saat yang sama, manusia harus mencari pengetahuan tersebut
walaupun hanya berupa suatu kemungkinan.[3] Hal itu
ditunjukkannya melalui dua fragmen berikut:
1. Dewa-dewi
tidak menyatakan segala sesuatu kepada manusia sejak awalnya, tetapi setelah
waktu berlalu, manusia menemukan banyak hal dengan cara mencarinya sendiri.
2. Tidak ada manusia yang
pernah melihat ataupun mengetahui kebenaran tentang dewa-dewi serta semua hal
yang kukatakan. Karena jika ada orang yang berkata mengetahui semuanya, maka
sebenarnya ia tidaklah tahu, melainkan hanya mempercayai tentang segala
sesuatu.
b. Tentang "Satu yang Meliputi Semua"
Xenophanes menentang cara
pandang orang Yunani pada waktu itu terhadap dewa-dewi. Ia memberikan kritik
terutama kepada Herodotos dan Hesiodos yang memberikan pengaruh besar terhadap
masyarakat Yunani. Menurut kedua penyair itu, dewa-dewi melakukan berbagai perbuatan yang memalukan, seperti pencurian, zinah, dan penipuan satu
sama lain. Di sini, Xenophanes membantah antropomorfisme dewa-dewi, maksudnya penggambaran dewa-dewi dalam rupa manusia.
Menurut Xenophanes, manusia selalu menaruh sifat-sifat manusia kepada dewa-dewi
sesuai kehendak mereka. Misalnya saja, dewa-dewi dilahirkan sebab manusia juga
dilahirkan, dan bahwa dewa-dewi memakai pakaian, suara, dan rupa seperti
manusia.
Menurut Xenophanes,
"yang Satu meliputi Semua" ini tidak dilahirkan dan tidak memiliki
akhir, artinya bersifat kekal. Hal ini berbeda dengan konsep dewa-dewi yang
dilahirkan dan dapat mati. Ia tidak menyerupai makhluk duniawi mana pun, baik
manusia ataupun binatang. Ia juga tidak memiliki organ seperti manusia, namun
mampu melihat, berpikir, dan mendengar. Ia juga senantiasa
menetap di tempat yang sama namun menguasai segala sesuatu dengan pikirannya
saja.
Xenophanes berpendapat
bahwa matahari berjalan terus dengan gerak lurus, dan setiap pagi terbitlah
matahari baru. Gerhana disebabkan matahari jatuh ke dalam lubang. Segala sesuatu dipandang berasal dari bumi, dan bumi pula yang
menjadi tujuan akhir segala sesuatu. Manusia berasal dari bumi dan air. Sedangkan laut adalah sumber dari segala air dan juga angin. Samudra
yang luas menghasilkan awan-awan, angin, dan juga sungai-sungai. Pelangi dipandang sebagai awan yang berwarna-warni.
BAB III
A.
KESIMPULAN
Masa hidup
Xenophanes disebut orang dari tahun 570-480 SM. Ia lahir di Xolophon, Asia Kecil dan termasuk
warga Ephesus kelas bangsawan dan bertempat tinggal di Lonia. Ia adalah seorang filsuf yang termasuk ke dalam Mazhab Elea. Menurut tradisi filsafat Yunani, ia adalah pendiri Mazhab
Elea dan guru dari Parmenides. Xenophanes
lebih tepat dikatakan sebagai penyair dari pada ahli pikir (filosof), bahkan Bertents meragukan kedudukan Xenophanes sebagai filsuf karena ia
lebih menonjol sebagai penyair. Waktu ia berumur 25 tahun, ia meninggalkannya
kota tempat tumpah darahnya, yang telah dirampas oleh Persia. Ia pergi mengembara
ke mana-mana dan akhirnya sampai ke Elea.
Dalam pemikirannya Ia menyatakan bahwa manusia tidak dapat mendapatkan pengetahuan yang mutlak. Akan tetapi, di saat yang sama, manusia harus mencari pengetahuan tersebut
walaupun hanya berupa suatu kemungkinan. Ia juga menbantah adanya antropomorfisme maksudnya manusia selalu menaruh sifat-sifat manusia kepada dewa-dewi sesuai kehendak
mereka.
B.
SARAN DAN KRITIK
Saran dan kritik
yang membangun sangat dibutuhkan oleh penulis dalam memperbaiki makalah ini,
karena penulis tahu bahwa dalam penulisan makalah ini banyak sekali terdapat
kesalahan dan jauh dari kata sempurna. Wallahu ‘alam bissawab.
DAFTAR PUSTAKA
Bertens, Kees. 1975. Sejarah Filsafat Yunani. Yogyakarta :
Kanisius.
Hatta, Mohammad. 1996. Alam Pikiran Yunani. Jakarta :
Tintamas.
http://wikipedia.org/wiki/xenophanes. 25-03-2015. 09:48.
http://fuqohak.blogspot.com/2010/01/mengungkap-fenomena-film-2012-dalam.html. M. A. Zuhurul Fuqohak. Filsafat Xenophanes, Pemikiran Xenophanes dan Analisis
Filsafatnya. 25-03-2015. 08:30.
http://tonianwar89.blogspot.com/2012/01/biografi-para-filosofi.html. 17-03-2015. 08:33
https://khalilahroyatul.wordpress.com/2013/05/05/biografi-xenophanes/.
17-03-2015. 08.18
http://serunaihati.blogspot.com/2013/02/biografi-xenophanes-penyair-dari-yunani.html. 21-03-2015. 12:04
Kusumohamidjojo, Budiono. 2013. Filsafat Yunani Klasik Relevansi
untuk Abad XXI. Yogyakarta : Jalasutra.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar